The 4th Friendly City International Conference
Grand Aston Hotel Medan, 11-12 October 2017

 

Kota mestinya menjadi rumah yang nyaman bagi warganya, artinya menjadi tempat bagi terpnuhinya kebutuhan fisik dan psikis masyarakat. Namun, ketika mobilitas manusia dibantu oleh kendaraan bermotor, terjadi kesalahan besar dalam "mengakomodasi sang pembantu" di dalam perencanaan kota. Mesin-mesin ini memenuhi jalan, halaman, jalur pedestrian, hingga halaman! Selain itu, ruang kota juga masih harus dipenuhi oleh marka, kereta jaja, hingga bunga cantik atau pohon hijau yang keliru penempatannya. Kondisi lni membentuk budaya kolektif: ketergantungan yang akut pada mobil dan motor. Sementara itu, hampir tidak tersisa tempat bagi sesama tetangga bercengkrama, bagi sesama warga untuk saling sapa, bagi anak-anak untuk tumbuh dan meneruskan kemuliaan umat manusia.

Sementara itu, laju urbanisasi tidak bisa dicegah, memaksa kawasan rural menjadi semakin urban, mengubah komunitas pedesaan menjadi semakin kota. Apakah salah? Tidak, sebenarnya. Karena sejak awal masalah kota muncul akibat penemuan mesin pasca Revolusi Industri, Ebenezer Howard tahun 1938 sudah mengemukakan pentingnya menjadikan kota sebagai "a symbol of society - a mutual help of friendly cooperation.... of science, art, culture anda religion".

Upaya untuk mengembalikan kota sebagai pusat peradaban harus terus dilakukan, dan menuntut sinergi Semua pemangku kepentingan, yaitu Pemerintah, masyarakat, termasuk para ilmuwan.

Di samping itu sangat penting untuk melakukan diseminasi idealisme keilmuan di dalam praktek-praktek perencanaan kota sebagai salah satu tugas dari Perguruan Tinggi.

Oleh karenanya, Departemen Arsitektur, Program Studi Magister dan Doktor Ilmu Arsitektur dan Perkotaan Universitas Sumatera kembali menyelenggarakan rangkaian seminar Friendly City. Untuk seri ke 4 tahun 2017, tema yang diangkat adalah "From Research to Implementation for a Better Sustainability". Seminar ini diharapkan menghasilkan berbagai ide, balk dalam tataran teoritis maupun praktis, dalam menciptakan kota menjadi ruang yang ramah bagi warganya.

Seminar ini didukung oleh Pemerintah Propinsi Sumatera Utara, Pemerintah Kota Medan, Ikatan Arsitek Indonesia, Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia, dan akan dibuka oleh Rektor Universitas Sumatera Utara berlangsung di Ballroom Hotel Aston Medan. Sebanyak 314 abstrak yang diterima serta sebanyak 214 full paper yang akan dipresentasikan oleh ilmuan dan praktisi dari 38 universitas dan Iembaga, yang berasal dari 5 negara.


Dokumentasi

icfc 1

icfc 4

icfc 2

icfc 5